Kembalilah ke Tanah Air!


Israel di Ambang Kehancuran
September 30, 2008, 12:25 pm
Filed under: Politik

Mantan Perdana Menteri Zionis Ehud Olmert, menyatakan bahwa jika Israel ingin bertahan hidup di kawasan ini, rezim ini harus menarik mundur dari Tepi Barat Sungai Jordan dan kawasan-kawasan lainnya seperti timur Baitul Maqdis dan dataran tinggi Golan. Pernyataan itu disampaikan Olmert di saat Israel dihadapkan pada sederet kekalahan dalam menghadapi perlawanan para pejuang di kawasan, khususnya bangsa Lebanon. Penarikan mundur pasukan Zionis Israel dari kawasan Lebanon selatan pada tahun 2000 membuktikan bahwa rezim ini gagal mewujudkan impian Israel Raya dari Sungai Nil (Mesir) hingga ke Sungai Furat (Irak). Hal itu juga diperjelas dengan pernyataan Olmert dalam salah satu sidang kebinetnya. Ia menyatakan bahwa ide Israel Raya telah berakhir. Sebelumnya, pernyataan senada juga ditegaskan oleh sejumlah pejabat lainnya seperti Mantan Ketua Parlemen Israel (Knesset), Avraham Burg.

Kekalahan Israel lainnya dalam perang 33 hari pada tahun 2006 membuat Zionis Israel kian terpuruk. Kekalahan bertubi-tubi tersebut memaksa sejumlah pejabat tinggi Zionis mengeluarkan sederet pernyataan yang bernada pesimis tentang masa depan rezim ini.

Di saat gagal menerapkan politik ekspansinya, Zionis Israel berniat mengesankan dirinya sebagai pendukung perdamaian. Dengan cara ini, rezim ini dapat menghapus opini umum yang mengesankan keangkeran Israel di mata dunia. Pada dasarnya, Israel didirikan berlandaskan pada politik ekspansi dan penjajahan. Karakter menjajah sama sekali tidak bisa dipisahkan dari esensi Israel. Selama Rezim Zionis bercokol di Palestina, bangsa Palestina terus akan ditindas.

Pernyataan Olmert yang menghendaki perdamaian sama sekali tidak tercermin dalam sikap Rezim Zionis yang terus melanjutkan arogansi dan penindasan atas bangsa Palestina. Semua ini mencerminkan kontradiksi antara pernyataan dan sikap para pejabat Israel, yang kian menguak kedok sebenarnya di balik konspirasi rezim ini.

Di tengah kondisi seperti ini, tidak ada jalan lain kecuali perjuangan dan perlawanan terhadap Rezim Zionis Israel yang kian arogan di kawasan. Berdamai dengan Israel bukanlah ide yang cemerlang bagi Palestina.

Belum lama ini, Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, mengatakan, Ide Israel Raya sudah punah sejak 30 tahun lalu, sedangkan ide Israel Mini juga akan hancur.” Ia juga menandaskan, “Rezim Zionis yang selama 60 tahun merusak dan menjajah kawasan, berada di penghujung kehancuran. Bangsa-bangsa saat ini menghendaki hubungan yang berlandaskan persaudaraan dan kesetaraan.” Dikatakanya pula, rezim ilegal ini didirikan untuk menindas bangsa-bangsa, memenuhi kantong para kapitalis dan mengancam negara-negara kawasan. (Alireza Alatas)

(Sumber: IRIB)



Lithuania di Ujung Tanduk
September 30, 2008, 10:04 am
Filed under: Politik

Presiden Lithuania, Valdas Adamkus dan Presiden AS, George W. Bush, bertemu di Washington guna membahas pengokohan hubungan bilateral. Masalah keamanan Eropa pasca konflik antara Rusia dan Georgia juga menjadi topik utama dalam pertemuan tersebut.

Bush kepada sejawatnya dari Lithuania mengatakan, seluruh negara tetangga Rusia berhak hidup tanpa intimidasi dan tekanan. Pernyataan Bush itu dapat dinilai sebagai sikap yang bertujuan memojokkan Moskow dan menekankan dukungan AS atas negara-negara tetangga Rusia, termasuk Lithuania, menyusul terjadinya konflik di Kaukasus.

Dalam menyikapi konflik antara Rusia dan Georgia, Lithuania mempunyai kebijakan berpihak pada Georgia. Pada tahun 2004, Lithuania bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa. Negara ini juga mendukung bergabungnya Georgia dengan organisasi-organisasi Eropa. Untuk itu, Lithuania yang berpihak pada Georgia sangat mengkhawatirkan reaksi Rusia. Selain itu, negara bekas Uni Soviet ini mempunyai pengalaman buruk dengan pembantaian yang dilakukan Tentara Merah. Semenjak merdeka dari Uni Soviet tahun 1991, Lithuania berulangkali ditekan Rusia melalui blokade ekonomi dan boikot energi. Kondisi inilah yang membuat Lithuania khawatir akan kekuasaan kembali Rusia.

Setelah Lithuania bergabung dengan NATO, hubungan Moskow dan Vilnius kian menegang. Lithuania sama seperti negara Latvia dan Estonia, yang masing-masing adalah mitra AS di kawasan Baltik.

AS sengaja memanfaatkan Latvia dan Estonia yang termasuk dua negara lemah secara ekonomi dan keamanan di Baltik, guna memperluas dan memperkokoh infiltrasinya di kawasan ini. Setelah krisis Kaukasus, AS berambisi menempatkan sistem anti rudalnya di Lithuania. Namun upaya itu ditentang keras oleh Rusia. Karena penentangan Moskow itu, Vilnius pun terpaksa menolak tawaran kontroversial AS tersebut.

Ketidakseriusan AS dalam membela Georgia juga menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah negara kecil seperti Lithuania. Ada kemungkinan bahwa negara-negara kecil itu hanya menjadai alat dan korban untuk kepentingan masing-masing. Inilah yang dikhawatirkan negara-negara kecil di Baltik. Untuk itu, Lithuania pun tidak mau mengambil resiko untuk berpihak sepenuhnya ke AS. Sangatlah wajar, bila Lithuania berpikir dua kali untuk menerima tawaran penempatan sistem anti rudal AS, menyusul ancaman serius dari Rusia.

Di tengah kondisi seperti ini, Lithuania juga tidak mau melepaskan AS. Untuk itu, Adamkus berkunjung ke AS guna melakukan lobi-lobi dengan para pejabat Gedung Putih dan para kandidat presiden mendatang AS. Melalui lobi-lobi tersebut, Presiden Lithuania menginginkan jaminan politik, ekonomi dan keamanan dari Washington. Dengan demikian, kondisi Lithuania berada di ujung tanduk di tengah tarik ulur politik Washington dan Moskow. (Alireza Alatas)

(Sumber: IRIB)



Assalamualaika Ya Che Guevara
September 29, 2008, 1:23 pm
Filed under: Renungan

Jika saya ditanya; apakah madzhab anda, saya akan menjawab bahwa madzhab saya adalah anti penindasan. Dengan demikian, saya bisa duduk bersama dengan Che Guevara, Castro, Chaves, Morales, Ortega dan pejuang-pejuang lainnya di akherat kelak.

Apa arti sebuah agama dan sholat malam, jika tidak tertanam ideologi anti penjajahan di jiwa kita. Bagaimana mungkin kita dapat beribadah di atas penderitaan manusia lainnya?!! Inilah ideologi anti pendudukan, agama yang sebenarnya…

Assalamu alika ya Che Guevara dan teman-temannya….



Referendum UUD, Fenomena Revolusioner di Ekuador
September 29, 2008, 1:05 pm
Filed under: Politik

Berdasarkan hasil pertama referendum di Ekuador, sekitar 69 persen warga negara ini mendukung undang-undang dasar baru negara ini. Presiden Ekuador, Rafael Correa, menyebut tanggal 28 September sebagai hari bersejarah di negeri ini dan mengapresiasi rakyatnya yang mendukung undang-undang dasar baru dalam referendum yang digelar di negeri ini. Ditegaskannya, “Dukungan rakyat Ekuador atas undang-undang baru sama halnya dengan penentangan atas sistem pemerintahan lama.” Correa juga berharap, kelompok oposisi dapat menerima hasil referendum demi kemajuan dan pembangunan negeri ini.

Selama ini, kelompok oposisi menuding Correa sebagai pihak yang ingin memperlebar wewenang dan otoritasnya di Ekuador melalui referendum undang-undang dasar baru. Sementara itu, para pejabat pemerintah Ekuador menyatakan bahwa mereka berniat menata ulang ekonomi negara ini dan lebih mengalokasikan bujet negara ke pembenahan dan pembangunan infrastruktur, seperti kesehatan dan pendidikan di kawasan-kawasan miskin. Menurut undang-undang dasar itu pula, pemerintah mempunyai kekuatan lebih atas kongres dan militer. Sebab, dua intansi tersebut, berdasarkan pengalaman sepuluh tahun terakhir, berpengaruh dalam lengsernya tiga presiden Ekuador.

Melalui undang-undang dasar baru yang didukung mayoritas rakyat Ekuador, Correa dapat menerapkan rancangannya di bidang ekonomi, politik dan sosial. Apalagi pemerintah saat ini lebih menfokuskan penyelesaian problema ekonomi negara ini.

Meski mempunyai cadangan minyak yang cukup besar, Ekuador yang berjumlah 14 juta penduduk, termasuk salah satu negeri miskin di Amerika Latin. Sejak terpilihnya Correa sebagai Presiden Ekuador, sederet revisi mendasar ditempuh untuk membenahi aspek-aspek ekonomi negeri ini, termasuk di bidang industri perminyakan dan pertambangan. Sementara itu, kelompok oposisi menilai revisi-revisi pemerintah Ekuador saat ini sebagai langkah yang bertentangan dengan undang-undang dasar. Untuk itu, salah satu janji Correa dalam kampanyenya adalah membentuk Dewan Pengkajian Ulang UUD. Setelah terpilih sebagai Presiden Ekuador, Correa mengajukan draft Dewan Pengkajian Ulang UUD ke Kongres. Namun draft itu ditolak oleh Kongres Ekuador saat itu.

Perjuangan Correa terus berlanjut. Ia kembali mengajukan draft tersebut setelah pelaksanaan pemilu parlemen yang dimenangkan oleh para pendukungnya. Kali ini, perjuangan Correa memberikan hasil. Draft Dewan Pengkajian Ulang UUD disepakati Kongres, dan tiga bulan berikutnya, undang-undang dasar negara ini direvisi. Pada bulan Juli lalu, undang-undang dasar baru Ekuador berhasil diratifikasi dan siap diserahkan ke masyarakat untuk disepakati melalui referendum. Draft itupun akhirnya didukung mayoritas rakyat negara ini pada referendum, tanggal 28 September. Sangatlah wajar bila Presiden Ekuador menyebut tanggal tersebut sebagai hari bersejarah. Sementara itu, kelompok oposisi hanya menggigit jari dan mengakui kemenangan Correa. Dengan demikian, revisi undang-undang dasar yang melarang privatisasi ini sangat merugikan kepentingan kelompok oposisi. Inilah fenomena revolusioner lain di Amerika Latin. (Alireza Alatas)

(Sumber:IRIB)



Kerjasama Nuklir Rusia-Venezuela, Ancaman Bagi AS
September 29, 2008, 10:32 am
Filed under: Politik

Presiden Venezuela, Hugo Chavez, mengabarkan pembentukan komisi untuk mengkaji kerjasama antara Karakas dan Moskow di bidang nuklir sipil. Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin, mengusulkan pembentukan komisi ini, kepada Chavez saat melakukan kunjungan dua hari ke Moskow.

Chavez dalam sidang Partai Sosialis di Karakas mengatakan, “Saat ini, Brasil dan Argentina mempunyai instalasi nuklir. Kami pun berupaya memulai aktivitas nuklir di negeri ini.” Pada bulan Mei, 2005, Chavez menyatakan bahwa Venezuela memulai aktivitas nuklirnya. Instalasi nuklir Venezuela dalam skala laboratorium sudah dimulai pada dekade 60 tahunan. Namun karena tekanan AS, aktivitas laboratorium itu dihentikan. Sejak tahun 2005, Venezuela mencari para investor untuk membangun instalasi nuklir di negeri ini. Di bidang ini, Venezuela dan Argentina telah menandatangani nota kesepkatakan. Akan tetapi kesepakatan itu tidak bertahan lama karena tekanan Setan Besar atau AS atas Argentina.

Melihat fenomena seperti ini, tawaran Putin untuk menjalin kerjasama di bidang nuklir dapat dikatakan sebagai peluang emas bagi Chavez. Tentu saja, pemerintah Karakas tidak akan menyia-nyiakan peluang tersebut. Pengalaman juga membuktikan bahwa Moksow tidak mempedulikan tekanan-tekanan Washington. Independensi Rusia merupakan jaminan tersendiri bagi Venezuela, sehingga pengalaman buruk dengan Argentina lantaran tekanan AS, tidak akan terulang kembali.

Menurut para pengamat politik, pembentukan komisi kolektif di bidang nuklir akan menciptakan tantangan baru bagi hubungan Washington dan Karakas. Di samping itu, kerjasama antara Rusia dan Venezuela di bidang nuklir dapat dinilai sebagai ancaman tersendiri bagi Washington, mengingat adanya friksi tajam antara Rusia dan AS. Melalui kerjasama bilateral ini, Venezuela kian tangguh. Ketangguhan negeri ini, tentunya, dapat memperkokoh pengaruh Karaksas di kawasan. Inilah yang dikhawatirkan oleh AS.

Menghadapi ancaman seperti ini, Washington sangat mungkin mengangkat isu bahwa kerjasama nuklir antara Venezuela dan Rusia dilakukan untuk kepentingan selain sipil. AS dalam statemen resmi dan tidak resminya menyatakan bahwa Venezuela untuk saat ini, tidak membutuhkan teknologi nuklir, karena negara ini mempunyai cadangan minyak yang cukup besar. Namun para pejabat Karakas meyakini bahwa negara mereka akan membutuhkan energi nuklir saat bahan bakar fosil di dunia ini mengalami krisis. Pada dasarnya, AS tidak menghendaki negara-negara yang dinilainya sebagai pembangkang, untuk mencapai dan mengembangkan teknologi nuklir.

Pada saat yang sama, Rezim Zionis Israel dengan dukungan AS memproduksi lebih dari 400 hulu ledak nuklir. Ini membuktikan politik standar ganda AS di bidang nuklir. Zionis Israel yang terbukti menyalahi aturan internasional, malah didukung AS. Pada dasarnya, Washington menghendaki monopoli teknologi nuklir di tangan segelintir negara, sehingga pasar energi nuklir dapat dikendalikan negara-negara tersebut. Kerjasama Rusia dan Venezuela di bidang nuklir, tentunya, sangat mengganggu kepentingan AS di tingkat regional dan global. Apalagi politik luar negeri kedua negara itu, kini, berseberangan dengan kebijakan AS. (Alireza Alatas)

(Sumber: IRIB)



Bulan Baru Ied
September 28, 2008, 1:11 pm
Filed under: Budaya

Bulan Baru Ied

Tak dapat kauhindari mata nanar
Khalayak yang menanti-nanti kilatan pandangmu
Seribu kerlingan
Diam-diam merangkai jaring
Untuk menangkapmu
Buka mata pada dirimu
Jangan beduka
Karena kau adalah rencana terbuka
Dalam dirimu
Berkilau seribu bulan

Puisi Mohammad Iqbal, sastrawan dan filsuf Pakistan, dalam kumpulan
Pesan dari Timur (Payam-i-Masyriq) , 1977



Runtuhnya Imperium Amerika
September 28, 2008, 1:06 pm
Filed under: Politik

Bintang-bintang keuangan Amerika berjatuhan seperti daun musim gugur.Merrill Lynch, Lehman Brothers, dan American International Group meleleh ke tanah. Washington Mutual terjatuh koma; belum pernah ada bank setua dan sebesar ini yang bangkrut sepanjang sejarah
Amerika. Benarkah ini akhir bagi kedigdayaan Amerika?

“Krisis keuangan global akan menyaksikan Amerika remuk dengan cara yang sama seperti Uni Soviet menyusul robohnya Tembok Berlin,” tulis kolumnis John Gray di Harian The Observer, Inggris. “Era dominasi Amerika terlah berakhir.”

Kejayaan dan keunggulan dipergilirkan di antara umat manusia. China, Romawi, Yunani, India, Islam, Eropa. Dan ramalan model John Gray sebenarnya sudah berumur lebih 20 tahun. Pada 1980-an beberapa akademisi Amerika sendiri telah mengingatkan indikator merosotnya kedigdayaan negeri mereka. Salah satunya adalah Paul Kennedy sejarawan dari Yale University, Connecticut.

Pada 1987, Kennedy menerbitkan buku berjudul “The Rise and Fall of the Great Powers”. Buku itu membahas sejarah pasang naik dan runtuhnya imperium dunia setelah Reanissance: Inggris, Prancis, Prusia, Austro-Hungaria dan Rusia.

Kennedy membuat daftar indikator melemahnya kekuatan dunia, dan berdasar itu dia juga meramalkan keruntuhan sebuah imperium. Kebenaran ramalan Kennedy terbukti dalam runtuhnya Imperium Komunisme Uni Soviet yang antara lain ditandai secara monumental dengan robohnya
Tembok
Berlin. Bahkan Kennedy sendiri tak menduga keruntuhan itu demikian cepat, hampir bersamaan dengan terbitnya buku ini.

Tak hanya Soviet. Dalam buku itu, Kennedy juga meramalkan hal serupa untuk Amerika. Diperlukan waktu berdasawarsa untuk keruntuhan sebuah imperium.

Salah satu tanda keruntuhan sebuah imperium adalah ketika dia terlalu mengandalkan kedigdayaan militer—bukannya pertanian, pendidikan, industri dan sains. Anggaran militer Soviet meningkat tajam menjelang keruntuhannya. Hal yang sama juga terjadi pada Amerika dalam satu-dua
dasawarsa terakhir.

Inilah fenomena yang disebut “imperial overstretch” : imperium melebar terlalu luas melebihi kemampuan untuk memelihara komitmen militer dan ekonomi. Defisit anggaran, terutama akibat ugal-ugalan dalam membangun otot militer, menurut Kennedy, merupakan indikator terpenting
keruntuhkan sebuah imperium. Defisit Amerika di masa ayah-beranak George Bush memang gila-gilaan, setelah sebenarnya sempat membaik pada masa Bill Clinton.

Petualangan militer Amerika di Afghanistan dan Irak sekarang nampaknya merupakan babak akhir. Petualangan ini tak hanya menyedot biaya besar, tapi juga mencerminkan remuk-redamnya otoritas moral Amerika untuk bicara hak asasi, demokrasi, dan hubungan pergaulan internasional yang
beradab.

Guantanmo, Abu Ghraib, dan Fallujah menjadi bukti rusaknya moral kebijakan luar negeri Amerika. Sementara di banyak belahan bumi, orang mengelu-elukan Hugo Chavez dari Venezuela dan Ahmadinejad dari Iran yang secara terbuka mempermalukan George Bush.

Kejayaan dan keunggulan dipergilirkan.

Siapa kira-kira yang akan menggantikan Amerika menjadi adikuasa baru? Paul Kennedy memberi isyarat dalam bukunya: China atau Uni Eropa, negeri industri yang tidak melupakan pertanian, serta serius mengivestasikan uang, tenaga dan pikiran untuk pendidikan.

Indonesia? Tak perlu bermimpi jadi imperium. Cukup secara sungguh-sungguh membangun kembali pendidikan dan pertanian (bukan revitalisasi basa-basi) untuk memperkuat diri dan martabat.*** (Farid Gaban)



Dukungan OKI atas Suriah, Keterkucilan AS dan Zionis
September 28, 2008, 12:44 pm
Filed under: Politik

Para menteri luar negeri anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam statemennya mengecam sikap Rezim Zionis Israel yang tidak melepaskan dataran tinggi Golan, Suriah dan mengabaikan resolusi-resolusi PBB. Dalam pernyataan itu ditegaskan bahwa Israel harus menarik mundur dari kawasan dataran tinggi Golan. Selain itu, para menlu anggota OKI mengecam pemberlakuan sanksi oleh AS atas Suriah dan menilainya sebagai langkah yang bertentangan dengan ketetapan internasional.

Pada tahun 1967, Rezim Zionis Israel menduduki kawasan Golan dalam rangka memperluas kekuasaan ilegalnya. Bersamaan dengan aksi pendudukan itu, Zionis juga berniat mengubah demografi kawasan dan membangun permukiman Israel di dataran tinggi Golan.

Lebih dari itu, Rezim Zionis Israel mengabaikan resolusi PBB dan menentang keinginan internasional untuk mengakhiri pendudukan di Golan. Berlanjutnya pendudukan Zionis Israel di dataran tinggi Golan dan pengokohan posisinya di kawasan itu kembali menunjukkan karakter penjajah rezim ini. Di kawasan, Zionis Israel berupaya memanfaatkan berbagai kesempatan untuk memperluas politik hegemoninya atas negara-negara Arab, termasuk Suriah.

Politik hegemoni Zionis Israel d Suriah kembali dihadapkan pada jalan buntu. Hal itu bisa dilihat dari mandegnya proses perundingan perdamaian Israel-Suriah pada tahun 2000. Perundingan secara tidak langsung antara Tel Aviv dan Damaskus juga kembali mengalami nasib yang sama, dua pekan lalu. Ini membuktikan bahwa Israel tidak berniat menarik mundur pasukannya dari datarang tinggi Golan. Israel dalam perundingannya dengan Suriah hanya mementingkan diri sendiri dan menuntut legalitas pendudukannya di Golan. Tentu saja, upaya Tel Aviv itu ditolak mentah-mentah oleh Damaskus. Para pejabat Suriah berulangkali menekankan tidak akan puas menerima segala keputusan sebelum Zionis menarik mundur dari Golan. Bahkan mereka menegaskan tidak akan berunding dengan Tel Aviv bila rezim ini bersikeras dengan sikap arogannya.

Yang jelas, dukungan negara-negara Islam atas Suriah dan tekanan mereka atas Zionis Israel untuk mengakhiri pendudukan di kawasan negeri ini, mencerminkan sikap protes khalayak dunia atas politik eskpansi Zionis Israel. Pada saat yang sama, Israel didukung penuh oleh Setan Besar atau AS. Bahkan Washington terus berupaya mengokohkan posisi Israel di tanah Palestina pendudukan dan sekitarnya, dengan cara mengintimidasi bangsa-bangsa di kawasan. Pemberlakuan sanksi oleh AS atas Suriah juga masih berada dalam koridor pemaksaan kehendak dan intimidasi atas negara ini supaya menerima segala kehendak Washington. Tentu saja, arogansi AS dan Rezim Zionis Israel semakin ditentang keras oleh negara-negara Islam.

Hari Sabtu, ledakan bom berkekuatan tinggi mengguncang Damaskus, ibukota Suriah. Ledakan bom itu terjadi di wilayah Qazaz. Ledakan itu menewaskan 17 warga dan mencederai 14 orang lainnya. Berdasarkan analisa, Rezim Zionis Israel adalah pihak yang diuntungkan atas ledakan tersebut. Untuk itu, rezim itu sangat mungkin terlibat dalam ledakan bom tersebut. (Alireza Alatas)

(Sumber:IRIB)



Solidaritas OKI terhadap Al-Bashir
September 28, 2008, 12:42 pm
Filed under: Politik

Para menteri luar negeri anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam sidang yang digelar di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB, menyatakan solidaritas terhadap Sudan dan menolak tudingan Ocampo terhadap Presiden Omar Al-Bashir. Para peserta sidang New York memberikan dukungan penuh atas Sudan untuk menghadapi keputusan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas Al-Bashir. Para menlu OKI juga menilai keputusan jaksa ICC atas Al Bashir sebagai langkah yang merugikan proses perdamaian di Darfur serta stabilitas dan keamanan di kawasan.

Selain itu, OKI mengimbau negara-negara Arab dan Afrika supaya melibatkan diri dalam kasus ini guna menghentikan langkah yang ditempuh ICC atas Al-Bashir. Menurut rencana, para jaksa ICC akan menggelar sidang untuk mendengarkan alasan Luis Moreno –Ocampo mengenai keputusannya sol penangkapan atas Al-Bashir. Ocampo adalah salah satu jaksa ICC yang menghendaki dikeluarkannya surat penangkapan atas Al-Bashir. Menurut Moreno-Ocampo, Al-Bashir bertanggung jawab atas serangkaian kejahatan kemanusiaan di Darfur, mulai dari pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan, hingga pengusiran paksa.

Di media massa Barat sering diungkap pembantaian milisi Arab Janjaweed terhadap ‘black african’ (penduduk asli Sudan). Selain itu, AS juga menyatakan bahwa pembantaian massal sering terjadi di Sudan. Sementara itu, rakyat Sudan menuding rencana ICC itu sebagai hasil konspirasi negara-negara Barat yang dimotori AS.

Masih mengenai keputusan ICC soal Al-Bashir, para diplomat PBB memprediksikan surat penangkapan atas Presiden Sudan tidak akan keluar hingga bulan November. Bahkan keputusan itu dinilai dapat memperkeruh kondisi di kawasan. Jika keputusan anti Presiden Sudan terus diperpanjang, segala upaya yang ditempuh untuk mewujudkan perdamaian dan ketenteraman di Darfur akan gagal total.

Saat ini, Liga Arab, Uni Afrika, OKI, dan Gerakan Non Blok (GNB) menghendaki Dewan Keamanan (DK) PBB supaya menggunakan pengaruhnya untuk mencabut tundingan yang tak berdasar atas Bashir. Lobi-lobi regional dan internasional di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB memaksa ICC supaya tidak menindaklanjuti tudingan-tudingan yang tidak berdasar atas Al-Bashir. Seluruh intansi Islam dan Arab di kawasan berupaya keras untuk menyelamatkan proses perdamaian di Darfur. Yang lebih menariknya, lima mantan menlu AS juga meminta presiden mendatang negeri ini supaya membatasi langkah-langkahnya di Darfur.

Kondisi di Darfur benar-benar berada dalam kondisi krisis. Meski para penjaga perdamaian PBB dan Uni Afrika ditempatkan di kawasan ini, tapi segala langkah irrasional dan inkonstitusional terhadap Al Bashir dapat berpengaruh pada kondisi Darfur dan para penjaga perdamaian di kawasan itu.

Melihat fenomena yang ada, Liga Arab, Uni Afrika dan OKI terus bersikeras untuk mencabut keputusan anti Al-Bashir oleh ICC, yang dinilai sebagai langkah yang tak berdasar dan dipolitisir.(Alireza Alatas)

(Sumber:IRIB)



Pidato Kebudayaan Taufiq Ismail
September 28, 2008, 10:50 am
Filed under: Budaya

BUDIDAYA MALU DIKIKIS HABIS GERAKAN SYAHWAT MERDEKA

Sederetan gelombang besar menggebu-gebu menyerbu pantai Indonesia,naik ke daratan, masuk ke pedalaman. Gelombang demi gelombang ini datang susun-bersusun dengan suatu keteraturan, mulai 1998 ketika reformasi meruntuhkan represi 39 tahun gabungan zaman DemokrasiTerpimpin dan Demokrasi Pembangunan, dan membuka lebar pintu dan jendela Indonesia. Hawa ruangan yang sumpek dalam dua zaman itu berganti dengan kesegaran baru. Tapi tidak terlalu lama, kinidigantikan angin yang semakin kencang dan arus menderu-deru .

Kebebasan berbicara, berpendapat, dan mengeritik, berdiri-menjamurnya partai-partai politik baru, keleluasaan berdemonstrasi, ditiadakannya SIUPP (izin penerbitan pers), dilepaskannya tahanan politik, diselenggarakannya pemilihan umum bebas dan langsung, dan seterusnya,dinikmati belum sampai sewindu, tapi sementara itu silih berganti beruntun-runtun belum terpecahkan krisis yang tak habis-habis. Tagihan rekening reformasi ternyata mahal sekali.

Bahana yang datang terlambat dari benua-benua lain itu menumbuh dan menyuburkan kelompok permissif dan addiktif negeri kita, yang sejak1998 naik daun. Arus besar yang menderu-deru menyerbu kepulauan kita adalah gelombang

sebuah gerakan syahwat merdeka. Gerakan tak bersosok organisasi resmi ini tidak berdiri sendiri, tapi bekerjasama bahu-membahu melalui jaringan mendunia, dengan kapital raksasa mendanainya, ideologi gabungan yang melandasinya, dan banyak mediamassa cetak dan elektronik jadi pengeras suaranya.

Siapakah komponen gerakan syahwat merdeka ini?

PERTAMA adalah praktisi sehari-hari kehidupan pribadi dan kelompokdalam perilaku seks bebas hetero dan homo, terang-terangan dansembunyi-sembunyi. Sebagian berjelas-jelas anti kehidupan berkeluarga normal, sebagian lebih besar, tak mau menampakkan diri.

KEDUA, penerbit majalah dan tabloid mesum, yang telah menikmati tiada
perlunya SIUPP. Mereka menjual wajah dan kulit perempuan muda, lalu menawarkan jasa hubungan kelamin pada pembaca pria dan wanita lewat
nomor telepon genggam, serta mengiklankan berbagai alat kelamin tiruan
(kue pancong berkumis dan lemper berbaterai) dan boneka karet perempuan yang bisa dibawa bobok bekerjasama.

KETIGA, produser, penulis skrip dan pengiklan acara televisi syahwat. Seks siswa dengan guru, ayah dengan anak, siswa dengan siswa, siswa dengan pria paruh baya, siswa dengan pekerja seks komersial —- ditayangkan pada jam prime time, kalau pemainnya terkenal. Remaja berseragam OSIS memang menjadi sasaran segmen pasar penting tahun-tahun ini. Beberapa guru SMA menyampaikan keluhan pada saya.

“Citra kami guru-guru SMA di sinetron adalah citra guru tidak cerdas, kurang pergaulan dan memalukan.” Mari kita ingat ekstensifnya pengaruh tayangan layar kaca ini. Setiap tayangan televisi, rata-rata 170.000.000 yang memirsa. Seratus tujuh puluh juta pemirsanya.

KEEMPAT, 4,200,000 (empat koma dua juta) situs porno dunia, 100,000 (seratus ribu) situs porno Indonesia di internet. Dengan empat kali klik di komputer, anatomi tubuh perempuan dan laki-laki, sekaligus fisiologinya, dapat diakses tanpa biaya, sama mudahnya dilakukan baik dari San Francisco, Timbuktu, Rotterdam mau pun Klaten. Pornografi gratis di internet luarbiasa besar jumlahnya. Seorang sosiolog Amerika Serikat mengumpamakan serbuan kecabulan itu di negaranya bagaikan
“gelombang tsunami setinggi 30 meter, dan kami melawannya dengan dua
telapak tangan.” Di Singapura, Malaysia, Korea Selatan situs porno diblokir pemerintah untuk terutama melindungi anak-anak dan remaja. Pemerintah kita tidak melakukan hal yang sama.

KELIMA, penulis, penerbit dan propagandis buku syahwat ¼ sastra dan ½ sastra. Di Malaysia, penulis yang mencabul-cabulkan karyanya penulis pria. Di Indonesia, penulis yang asyik dengan wilayah selangkang dan sekitarnya mayoritas penulis perempuan. Ada kritikus sastra Malaysia berkata: “Wah, pak Taufiq, pengarang wanita Indonesia berani-berani. Kok mereka tidak malu, ya?” Memang begitulah, RASA MALU ITU YANG SUDAH TERKIKIS, bukan saja pada penulis-penulis perempuan aliran s.m.s. (sastra mazhab selangkang) itu, bahkan lebih-lebih lagi pada banyak bagian dari bangsa.

KEENAM, penerbit dan pengedar komik cabul. Komik yang kebanyakan terbitan Jepang dengan teks dialog diterjemahkan ke bahasa kita itu tampak dari kulit luar biasa-biasa saja, tapi di dalamnya banyak gambar hubungan badannya, misalnya (bukan main) antara siswa dengan Bu Guru. Harganya Rp 2.000. Sebagian komik-komik itu tidak semata lucah saja, tapi ada pula kadar ideologinya. Ideologinya adalah anjuran perlawanan pada otoritas orangtua dan guru, yang banyak

aturan ini-itu, termasuk terhadap seks bebas. Dalam salah satu komik itu saya
baca kecaman yang paling sengit adalah pada Menteri Pendidikan Jepang. Tentu saja dalam teks terjemahan berubah, yang dikecam jadinya MenteriPendidikan Nasional kita.

KETUJUH, produsen, pengganda, pembajak, pengecer dan penonton VCD/DVD
biru. Indonesia kini jadi sorga besar pornografi paling murah didunia, diukur dari kwantitas dan harganya. Angka resmi produksi dan bajakan tidak saya ketahui, tapi literatur menyebut antara 2 juta – 20 juta keping setahun. Harga yang dulu Rp30.000 sekeping, kini turun menjadi Rp3.000, bahkan lebih murah lagi. Dengan biaya 3 batang rokok kretek yang diisap 15 menit, orang bisa menonton sekeping VCD/DVD biru dengan pelaku kulit putih dalam 6 posisi selama 60 menit. Luarbiasa
murah. Anak SD kita bisa membelinya tanpa risi tanpa larangan peraturan pemerintah.

Seorang peneliti mengabarkan bahwa di Jakarta Pusat ada murid-murid aki-laki yang kumpul jam dua sore seminggu di rumah salah seorang dari mereka, lalu menayangkan VCD-DVD porno. Sesudah selesai mereka onani
bersama-sama. Siswa sekolah apa, dan kelas berapa? Siswa SD, kelas lima. Tak diceritakan apa ekses selanjutnya.

KEDELAPAN, fabrikan dan konsumen alkohol. Minuman keras dari berbagaimerek dengan mudah bisa diperoleh di pasaran. Kemasan botol kecil diproduksi, mudah masuk kantong celana, harga murah, dijual di kios tukang rokok di depan sekolah, remaja dengan bebas bisa membelinya. Di Amerika dan Eropa batas umur larangan di bawah 18 tahun. Negeri kita pasar besar minuman keras, jualannya sampai ke desa-desa.

KESEMBILAN, produsen, pengedar dan pengguna narkoba. Tingkat keterlibatan Indonesia bukan pada pengedar dan pengguna saja, bahkan kini sampai pada derajat produsen dunia. Enam juta anak muda Indonesia terperangkap sebagai pengguna, ratusan ribu menjadi korbannya.

KESEPULUH, fabrikan, pengiklan dan pengisap nikotin. Korban racun nikotin 57.000 orang / tahun, maknanya setiap hari 156 orang mati, atau setiap 9 menit seorang pecandu rokok meninggal dunia. Pemasukan pajak Rp15 triliun (1996), tapi ongkos pengobatan berbagai penyakit akibatnya Rp30 triliun rupiah. Mengapa alkohol, narkoba dan nikotin termasuk dalam kategori kontributor arus syahwat merdeka ini? Karena sifat addiktifnya, kecanduannya, yang sangat mirip, begitu pula proses pembentukan ketiga addiksi tersebut dalam susunan syaraf pusat manusia. Dalam masyarakat permissif, interaksi antara seks dengan alkohol, narkoba dan nikotin, akrab sekali, sukar dipisahkan.Interaksi ini kemudian dilengkapi dengan tindak kriminalitas berikutnya, seperti pemerasan, perampokan sampai pembunuhan. Setiap hari berita semacam ini dapat dibaca di koran-koran.

KESEBELAS, pengiklan perempuan dan laki-laki panggilan. Dalam masyarakat permissif, iklan semacam ini menjadi jembatan komunikasi yang diperlukan.

KEDUABELAS, germo dan pelanggan prostitusi. Apabila hubungan syahwat suka-sama-suka yang gratis tidak tersedia, hubungan dalam bentuk perjanjian bayaran merupakan jalan keluarnya. Dalam hal ini prostitusi berfungsi.

KETIGABELAS, dokter dan dukun praktisi aborsi. Akibat tujuh unsur pertama di atas, kasus perkosaan dan kehamilan di luar pernikahan meningkat drastis. Setiap hari dapat kita baca kasus siswa SMP/SMA memperkosa anak SD, satu-satu atau rame-rame, ketika papi-mami tak ada di rumah dan pembantu pergi ke pasar

berbelanja. Setiap ditanyakan apa sebab dia/mereka memperkosa, selalu dijawab ‘karena terangsang sesudah menonton VCD/DVD biru dan ingin mencobakannya. ‘ Praktisi aborsi gelap menjadi tempat pelarian, bila kehamilan terjadi.

Seorang peneliti dari sebuah universitas di Jakarta menyebutkan bahwa angka aborsi di Indonesia 2,2 juta setahunnya. Maknanya setiap 15 detik seorang calon bayi di suatu tempat di negeri kita meninggal akibat dari salah satu atau gabungan ketujuh faktor di atas. Inilah produk akhirnya. Luar biasa destruksi sosial yang diakibatkannya.

Dalam gemuruh gelombang gerakan syahwat merdeka ini, pornografi dan pornoaksi menjadi bintang panggungnya, melalui gemuruh kontroversi pro-kontra RUU APP. Karena satu-dua-atau beberapa kekurangan dalam RUU itu, yang total kontra menolaknya, tanpa sadar terbawa dalam gelombang gerakan syahwat merdeka ini. Tetapi bisa juga dengan sadar memang mau terbawa di dalamnya. Salah satu kekurangan RUU itu, yang perlu ditambah-sempurnakan adalah perlindungan bagi anak-cucu kita, jumlahnya 60 juta, terhadap kekerasan pornografi. Dalam hiruk pikuk di sekitar RUU ini, terlupakan betapa dalam usia sekecil itu 80% anak-anak 9-12 tahun terpapar pornografi, situs porno di internet naik lebih sepuluh kali lipat, lalu 40% anak-anak kita yang lebih dewasa sudah melakukan hubungan seks pra-nikah. Sementara anak-anak di Amerika Serikat dilindungi oleh 6 Undang-undang, anak-anak kita belum, karena undang-undangnya belum
ada. KUHP yang ada tidak melindungi mereka karena kunonya. Gelombang
Syahwat Merdeka yang menolak total RUU ini berarti menolak melindungi
anak-cucu kita sendiri.

Gerakan tak bernama tak bersosok organisasi ini terkoordinasi bahu-membahu menumpang gelombang masa reformasi mendestruksi moralitas dan tatanan sosial. Ideologinya neo-liberalisme, pandangannya materialistik, disokong kapitalisme jagat raya.

Menguji Rasa Malu Diri Sendiri
]

Seorang pengarang muda meminta pendapat saya tentang cerita pendeknya yang dimuat di sebuah media. Dia berkata, “Kalau cerpen saya itu dianggap pornografis, wah, sedihlah saya.” Saya waktu itu belum sempat membacanya. Tapi saya kirimkan padanya pendapat saya mengenai pornografi. Begini. Misalkan saya menulis sebuah cerpen. Saya akan mentes, menguji karya saya itu lewat dua tahap. Pertama, bila tokoh-tokoh di dalam karya saya itu saya ganti dengan ayah, ibu, mertua, isteri, anak, kakak atau adik saya; lalu kedua, karya itu saya bacakan di depan ayah, ibu, mertua, isteri, anak, kakak, adik, siswa di kelas

sekolah, anggota pengajian masjid, jamaah gereja; kemudian saya tidak merasa malu, tiada dipermalukan, tak canggung, tak risi, tak muak dan tidak jijik karenanya, maka karya saya itu bukan karya pornografi.

Tapi kalau ketika saya membacakannya di depan orang-orang itu saya merasa
malu, dipermalukan, tak patut, tak pantas, canggung, risi, muak dan jijik, maka karya saya itu pornografis. Hal ini berlaku pula bila karya itu bukan karya saya, ketika saya menilai karya orang lain. Sebaliknya dipakai tolok ukur yang sama
juga, yaitu bila orang lain menilai karya saya. Setiap pembaca bisa melakukan tes tersebut dengan cara yang serupa.

Pendekatan saya adalah pengujian rasa malu itu. Rasa malu itu yang kini luntur dalam warna tekstil kehidupan bangsa kita, dalam terlalu banyak hal.
Sebuah majalah mesum dunia dengan selaput artistik, Playboy, menumpang taufan reformasi dan gelombang liberalisme akhirnya terbit juga di Indonesia. Majalah ini diam-diam jadi tempat pelatihan awal onani pembaca Amerika, dan kini, beberapa puluh tahun kemudian, dikalahkan internet, sehingga jadilah publik pembaca Playboy dan publik langganan situs porno internet Amerika masturbator terbesar di dunia. Majalah

pabrik pengeruk keuntungan dari kulit tubuh perempuan ini, mencoba menjajakan bentuk eksploitasi kaum Hawa di negeri kita yang pangsa pasarnya luarbiasa besar ini. Bila mereka berhasil, maka bakal berderet antri masuk lagi majalah anti-tekstil di tubuh perempuan dan fundamentalis- syahwat-merdeka seperti Penthouse, Hustler, Celebrity Skin, Cheri, Swank, Velvet, Cherry Pop, XXX Teens dan seterusnya. Untuk mengukur sendiri rasa malu penerbit dan redaktur Playboy Indonesia, saya sarankan kepada mereka melakukan sebuah percobaan, yaitu mengganti model 4/5 telanjang majalah itu dengan ibu kandung, ibu mertua, kakak, adik, isteri dan anak perempuan mereka sendiri.

Saran ini belum berlaku sekarang, tapi kelak suatu hari ketika Playboy Indonesia keluar perilaku aslinya dalam masalah ketelanjangan model yang dipotret. Sekarang mereka masih malu-malu kucing. Sesudah dibuat dalam edisi dummy, promosikan foto-foto itu itu di 10 saluran televisi dan 25 suratkabar. Bagaimana? Berani? Malu atau tidak?

Pendekatan lain yang dapat dipakai juga adalah menduga-memperkirakan-mengingat akibat yang mungkin terjadi sesudah orang membaca karya pornografis itu. Sesudah seseorang membaca, katakan cerpen yang memberi sugesti secara samar-samar terjadinya hubungan kelamin, apalagi kalau dengan jelas mendeskripsikan adegannya, apakah dengan kata-kata indah yang dianggap sastrawi atau kalimat-kalimat brutal, maka pembaca akan terangsang. Sesudah terangsang yang paling penakut akan onani dan yang paling nekat akan memperkosa. Memperkosa perempuan dewasa tidak mudah, karena itu anak kecil jadi sasaran. Perkosaan banyak terjadi terhadap anak-anak kecil masih
bau susu bubuk belum haid yang di rumah sendirian karena papi-mami pergi kerja, pembantu pergi ke pasar, jam 9-10 pagi.

Anak-anak tanggung pemerkosa itu, ketika diinterogasi dan ditanya kenapa, umumnya bilang karena sesudah menonton VCD porno mereka terangsang ingin mencoba sendiri. Merayu orang dewasa takut, mendekati perempuan-bayaran tidak ada uang. Kalau diteliti lebih jauh kasus yang sangat banyak ini (peneliti yang rajin akan bisa mendapat S-3 lewat tumpukan guntingan koran), mungkin saja anak itu juga pernah membaca cerita pendek, puisi, novel atau komik cabul.

Akibat selanjutnya, merebak-meluaslah aborsi, prostitusi, penularan penyakit kelamin gonorrhoea, syphilis, HIV-AIDS, yang meruyak di kota-kota besar Indonesia berbarengan dengan akibat penggunaan alkohol dan narkoba yang tak kalah destruktifnya.

Akibat Sosial Ini Tak Pernah Difikirkan Penulis

Semua rangkaian musibah sosial ini tidak pernah difikirkan oleh penulis cerpen-puisi- novelis erotis yang umumnya asyik berdandan dengan dirinya sendiri, mabuk posisi selebriti, ke sana disanjung ke sini dipuji, tidak pernah bersedia merenungkan akibat yang mungkin ditimbulkan oleh tulisannya. Sejumlah cerpen dan novel pasca reformasi sudah dikatakan orang mendekati VCD/DVD porno tertulis. Maukah mereka membayangkan, bahwa sesudah sebuah cerpen atau novel dengan rangsangan syahwat terbit, maka beberapa ratus atau ribu pembaca yang terangsang itu akan mencontoh melakukan apa yang disebutkan dalam alinea-alinea di atas tadi, dengan segala rentetan kemungkinan yang bisa terjadi selanjutnya?

Destruksi sosial yang dilakukan penulis cerpen-novel syahwat itu, beradik-kakak dengan destruksi yang dilakukan produsen-pengedar- pembajak- pengecer VCD/DVD porno, beredar (diperkirakan) sebanyak 20 juta keping, yang telah meruyak di masyarakat kita, masyarakat konsumen pornografi terbesar dan termurah di dunia. Dulu harganya Rp30.000 sekeping, kini Rp3.000, sama murahnya dengan 3 batang rokok kretek. Mengisap rokok kretek 15 menit sama biayanya dengan memiliki dan menonton sekeping VCD/DVD syahwat sepanjang 6o menit itu. Bersama dengan produsen alkohol, narkoba dan nikotin, mereka tidak sadar telah menjadi unsur penting pengukuhan masyarakat permissif-addiktif serba-boleh- apa-saja-genjot, yang dengan bersemangat melabrak apa yang mereka anggap tabu selama ini, berpartisipasi meluluh-lantakkan moralitas anak bangsa.

Perzinaan yang Hakekatnya Pencurian adalah Ciri Sastra Selangkang

Akhirnya sesudah mendapatkan korannya, saya membaca cerpen karya penulis yang disebut di atas. Dalam segi teknik penulisan, cerpen itu lancar dibaca. Dalam segi isi sederhana saja, dan secara klise sering ditulis pengarang Indonesia yang pertama kali pergi ke luar negeri, yaitu pertemuan seorang laki-laki di negeri asing dengan perempuan asing negeri itu. Kedua-duanya kesepian. Si laki-laki Indonesia lupa isteri di kampung. Di akhir cerita mereka berpelukan dan berciuman. Begitu saja.

Dalam interaksi yang kelihatan iseng itu, cerpenis tidak menyatakan sikap yang jelas terhadap hubungan kedua orang itu. Akan ke mana hubungan itu berlanjut, juga tak eksplisit. Apakah akan sampai pada hubungan pernikahan atau perzinaan, kabur adanya. Perzinaan adalah sebuah pencurian. Yang melakukan zina, mencuri hak orang lain, yaitu hak penggunaan alat kelamin orang lain itu secara tidak sah. Pezina melakukan intervensi terhadap ruang privat alat kelamin yang dizinai.

Dia tak punya hak untuk itu. Yang dizinai bersekongkol dengan yang melakukan penetrasi, dia juga tak punya hak mengizinkannya. Pemerkosa adalah perampok penggunaan alat kelamin orang yang diperkosa. Penggunaan alat kelamin seseorang diatur dalam lembaga pernikahan yang suci adanya.

Para pengarang yang terang-terangan tidak setuju pada lembaga pernikahan, dan/atau melakukan hubungan kelamin semaunya, yang tokoh-tokoh dalam karyanya diberi peran syahwat merdeka, adalah rombongan pencuri bersuluh sinar

rembulan dan matahari. Mereka maling tersamar. Mereka celakanya, tidak merasa jadi maling, karena (herannya) ada propagandis sastra menghadiahi mereka glorifikasi, dan penerbit menyediakan gratifikasi. Propagandis dan penerbit sastra semacam ini, dalam istilah kriminologi, berkomplot dengan maling.

Hal ini berlaku bukan saja untuk karya (yang dianggap) sastra, tapi juga untuk bacaan turisme, rujukan tempat hiburan malam, dan direktori semacam itu. Buku petunjuk yang begitu langsung tak langsung menunjukkan cara berzina, lengkap dengan nama dan alamat tempat berkumpulnya alat-alat kelamin yang dapat dicuri haknya dengan cara membayar tunai atau dengan kartu kredit gesekan.

Sastra selangkang adalah sastra yang asyik dengan berbagai masalah wilayah selangkang dan sekitarnya. Kalau di Malaysia pengarang-pengarang yang mencabul-cabulkan karya kebanyakan pria, maka di Indonesia pengarang sastra selangkang mayoritas perempuan. Beberapa di antaranya mungkin memang nymphomania atau gila syahwat, hingga ada kritikus sastra sampai hati menyebutnya “vagina yang haus sperma”. Mestinya ini sudah menjadi kasus psikiatri yang baik disigi, tentang kemungkinannya jadi epidemi, dan harus dikasihani.

Bila dua abad yang lalu sejumlah perempuan Aceh, Jawa dan Sulawesi Selatan naik takhta sebagai penguasa tertinggi kerajaan, Sultanah atau
Ratu dengan kenegarawanan dan reputasi terpuji, maka di abad 21 ini sejumlah perempuan Indonesia mencari dan memburu tepuk tangan kelompok permissif dan addiktif sebagai penulis sastra selangkang, yang aromanya jauh dari wangi, menyiarkan bau amis-bacin kelamin tersendiri, yang bagi mereka parfum sehari-hari.

Dengan Ringan Nama Tuhan Dipermainkan

Di tahun 1971-1972, ketika saya jadi penyair tamu di Iowa Writing Program, Universitas Iowa, di benua itu sedang heboh-hebohnya gelombang gerakan perempuan. Kini, 34-an tahun kemudian, arus riaknya sampai ke Indonesia. Kaum feminis Amerika waktu itu sedang gencar-gencarnya mengumumkan pembebasan
kaum perempuan, terutama liberasi kopulasi, kebebasan berkelamin, di koran, majalah, buku dan televisi.

Menyaksikan penampilan para maling hak penggunaan alat kelamin orang lain itu di layar kaca, yang cengengesan dan mringas-mringis seperti Gloria Steinem dan semacamnya, banyak orang mual dan jijik karenanya. Mereka tidak peduli terhadap epidemi penyakit kelamin HIV-AIDS yang meruyak menyebar seantero Amerika Serikat waktu itu, menimpa baik orang laki-laki maupun perempuan, hetero dan homoseksual, akibat kebebasan yang bablas itu.

Di setasiu kereta api bawah tanah New York, seorang laki-laki korban HIV-AIDS menadahkan topi mengemis. Belum pernah saya melihat kerangka manusia berbalut kulit tanpa daging dan lemak sekurus dia itu. Sinar matanya kosong, suaranya parau. Kematian banyak anggota kelompok ini, terutama di kalangan seniman di tahun 1970-an, tulis seorang esais, bagaikan kematian di medan perang Vietnam. Sebuah orkestra simfoni di New York, anggota-anggotanya bergiliran mati saban minggu karena kejangkitan HIV-AIDS dan narkoba, akibat kebebasan bablas itu. Para pembebas kaum perempuan itu tak acuh pada bencana menimpa bangsa karena asyik mendandani penampilan selebriti diri sendiri. Saya sangat heran. Sungguh memuakkan.

Kalimat bersayap mereka adalah, “This is my body. I’ll do whatever I like with my body.” “Ini tubuhku. Aku akan lakukan apa saja yang aku suka dengan tubuhku ini.”

Congkaknya luar biasa, seolah-olah tubuh mereka itu ciptaan mereka sendiri, padahal tubuh itu pinjaman kredit mencicil dari Tuhan, Cuma satu tingkat di atas sepeda motor Jepang dan Cina yang diobral di iklan koran-koran.

Mereka tak ada urusan dengan Maha Produser Tubuh itu. Penganjur masyarakat permissif di mana pun juga, tidak suka Tuhan dilibatkan dalam urusan. Percuma bicara tentang moral dengan mereka. Dengan ringan nama Tuhan dipermainkan dalam karya. Situasi kita kini merupakan riak-riak gelombang dari jauh itu, dari abad 20 ke awal abad 21 ini, advokatornya dengan semangat dan stamina mirip anak-anak remaja bertopi beisbol yang selalu meniru membeo apa saja yang berasal dari Amerika Utara itu.

Penutup

Ciri kolektif seluruh komponen Gerakan Syahwat Merdeka ini adalah budaya malu yang telah kikis nyaris habis dari susunan syaraf pusat dan rohani mereka, dan tak adanya lagi penghormatan terhadap hak penggunaan kelamin orang lain yang disabet-dicopet- dikorupsi dengan entengnya. Tanpa memiliki hak penggunaan kelamin orang lain, maka sesungguhnya Gerakan Syahwat Merdeka adalah maling dan garong genitalia, berserikat dengan alkohol, nikotin dan narkoba, menjadi perantara kejahatan, mencecerkan HIV-AIDS, prostitusi dan aborsi, bersuluh bulan dan matahari.